Sebelum kita
melihat pandangan Islam terhadap hari Valentine, ada baiknya kita mengetahui
dulu apa itu Valentine dan sejak kapan Valentine itu ada, agar
kita mendapatkan informasi yang komprehensif dan akurat sehingga kita dapat
mensikapi hiruk-pikuk Valentine yang tahun demi tahun harus kita akui memang
telah bertambah intensitasnya.
Sejarah Valentine Day
Valentine adalah nama seseorang pemimpin
agama Katolik yang telah dianggap menjadi martir – Islam: Syuhada - oleh
orang-orang Kristen (katolik) dan Valentine telah diberi gelar sebagai orang
suci (Santo) oleh orang-orang Kristen.
Kisahnya bermula ketika raja Claudius II
(268 - 270 M) mempunyai kebijakan yang melarang prajurit-prajuritnya untuk
menikah. Menurut raja Claudius II, bahwa dengan tidak menikah maka para
prajurit akan agresif dan potensial dalam berperang.
Kebijakan ini ditentang oleh Santo
Valentine dan Santo Marius, mereka berdua secara diam-diam tetap menikahkan
para parujurit yang masih muda, lama-kelamaan tindakan mereka diketahui oleh
raja Claudius, sang rajapun marah dan memutuskan untuk memberikan sangsi kepada
Valentine dan santo Marius yaitu berupa hukuman mati.
Sebelum dihukum mati, Santo Valentine dan
Santo Marius dipenjarakan dahulu, dalam penjara Valentine berkenalan dengan
seorang gadis anak sipir penjara, kemudian gadis ini setia menjenguk valentine
hingga menjelang kematian Valentine.
Setelah kematian Santo Valentine dan Santo
Marius, orang-orang selalu mengingat kedua santo tersebut dan merayakannya
sebagai bentuk ekspresi cinta kasih Valentine, dua-ratus tahun kemudian yaitu
tahun 496 Masehi setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, Paus
Galasius meresmikan tanggal 14 Pebruari 496 sebagai hari Velentine.
Itulah sejarah hari Valentine yang ternyata
untuk mengenang dan memperingati dua orang suci Kristen Katolik yang
mengorbankan jiwanya demi kasih sayang.
Versi
Lain Tentang Sejarah Valentine
Pada masa Romawi Kuno, tanggal 14 Pebruari
merupakan hari raya untuk memperingati dewi Juno, dewi Juno adalah ratu dari segala
dewa dan dewi, orang-orang Romawi kuno juga meyakini bahwa dewi Juno adalah
dewi bagi kaum perempuan dan perkawinan –dewi cinta.
Pada tanggal 14 Pebruari orang-orang Romawi
kuno mengadakan perayaan untuk memperingati Dewi Juno dengan cara memisahkan kaum
laki-laki dan perempuan. Nama-nama remaja perempuan ditulis pada potongan
kertas lalu digulung dan dimasukkan ke dalam botol, setelah itu para laki-laki
mengambil satu kertas sebagai, setiap laki-laki akan mendapatkan pasangan
sesuai nama yang didapat dalam undian tersebut, bila kemudian mereka ada
kecocokan maka mereka akan melangsungkan pernikahan dihari-hari berikutnya.
Valentine dan Barat
Pada abad ke 16 Masehi, perayaan Valentine
yang semula merupakan ritual milik agama Kristen Katolik telah berangsur-angsur
bergeser, yang semula untuk memperingati kematian santo Valentine dan Marius
telah bergeser menjadi hari ‘Jamuan Kasih Sayang’ yang disebut sebagai
‘Supercalis’ seperti yang dirayakan oleh bangsa Romawi Kuno pada tiap tanggal
15 Pebruari.
Sedangkan pada abad pertengahan di dalam
bahasa Perancis-Normandia terdapat kata ‘Galentine’ yang berasal dari kata
Galant yang berarti cinta, persamaan bunyi antara Galentine dan Valentine
disinyalir telah memberikan ide kepada orang-orang Eropa bahwa sebaiknya pada
tanggal 14 Pebruari digunakan untuk mencari pasangan. Dan kini Valentine telah
tersinkretisasi dengan peradaban Barat.
Valentine telah menjadi bentuk pesta
hura-hura, simbol modernitas, sekedar simbol cinta, dan sudah mulai bernuansa
pergaulan bebas dan seks bebas.
Banyak para anak-anak muda yang mengadakan
pesta Valentine hanya karena ikut-ikutan supaya tidak dibilang ketinggalan
zaman atau tidak gaul, orang yang ikut-ikutan pesta valentine seakan-akan telah
menyandang predikat sebagai orang yang modern dan maju, padahal dia tidak tahu
apa-apa tentang sejarah Valentine dan Valentine itu sendiri, padahal Valentine
sendiri bukanlah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Pandangan
Islam Tentang Valentine
Dari
uraian Sejarah Valentine dan hubungannya dengan peradaban Barat saat ini dapat
diringkas bahwa Valentine merupakan :
- Ritual
yang bersumber dari Kristen yang dikukuhkan oleh Paus Galasius untuk
mengenang orang suci Kristen yaitu Santo Valentine dan Santo Marius.
- Ritual
orang-orang Romawi kuno yang pagan (penyembah berhala) untuk memperingati
dewi Juno yaitu ratu dari segala dewa-dewi bagi perempuan dan perkawinan (
dewi cinta).
- Ritual
bangsa Eropa pada abad pertengahan untuk mencari jodoh.
- Media Barat untuk mengkokohkan cengkraman peradaban Barat.
Dari keempat jatidiri Valentine tersebut, tidak satupun yang tidak bertentangan
dengan ajaran Islam, alasannya:
Pertama, Valentine merupakan ritual keagamaan
yaitu agama Kristen, sehingga Valentine merupakan ibadah bagi agama Kristen,
bukti bahwa Valentine sebagai ritual agama Kristen adalah ritual Valentine
tersebut dikukuhkan oleh seorang Paus yaitu Paus Galasius untuk memperingati
dua orang yang diberi gelar orang suci oleh orang-orang Kristen. Bagi Muslim mengikuti
Valentine tersebut adalah sama dengan mengikuti peribadatan orang Kristen, di
samping itu ada bahaya yang lain yaitu sinkretisasi antara agama Islam dan
Kristen, Allah telah memerintahkan kita untuk tidak mencampuradukkan ajaran
agama Islam dengan ajaran agama manapun termasuk Kristen:
Bagimu
agamamu, bagiku agamaku. (QS.
109:1-6)
Kedua, Valentine untuk memperingati/memuja dewi
Juno adalah ritual yang dilakukan oleh orang-orang romawi Kuno yang menyembah
berhala/dewa, sehingga mengikuti ritual ini dapat bernilai kesyirikan seperti
yang dilakukan oleh orang-orang Romawi Kuno yang menyembah berhala.
Bedakan
diri kalian dari orang-orang Musyrik. (HR. Bukhari-Muslim)
Ketiga, Valentine sebagai sarana untuk mencari
jodoh oleh orang-orang Eropa, mereka bertahayul bahwa kasih sayang akan mulai
bersemi pada tanggal 14 Pebruari, tahayul adalah salah satu bentuk kesyirikan,
sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikutinya.
Keempat, Valentine sebagai media barat telah diakui daya rusaknya
terhadap tatanan masyarakat timur apalagi Islam, mengikuti Valentine bukan saja
sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau tidak mau
harus mengikutkan budaya yang lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim,
ciuman antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, hidup glamour,
materialistis, dansa-dansa, mengumbar nafsu dan lain-lain.
Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk golongan mereka. (HR.
Ahmad)
Itulah jati diri Valentine dan kedudukannya
terhadap agama Islam, banyak para anak-anak muda yang mengikuti Valentine hanya
sekedar ikut-ikutan dan tidak mengetahui apa dan bagaimana Valentine yang
sesungguhnya. Mereka ikut hanya karena pernah melihat ada yang jualan kartu
Valentine atau menerima kartu valentine, atau karena pernah diajak temannya
ikut acara Valentine. Terhadap sikap para muda-mudi yang mengikut saja terhadap
apa yang tidak diketahuinya, Allah SWT telah memberikan peringatan:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. (QS.
17:36)
Sumber: (al-islahonline)